Previous Episode: Hoax
Next Episode: Cerita Prof Iwan

Kalo Januari kemaren ada yang bilang bahwa mulai bulan maret ini satu dunia akan berhenti, lalu kebanyakan orang hanya akan bisa bersosialisasi lewat layar zoom, skype, facetime, whatsapp,  semua kota pun dikunci, lalu banyak orang akan bekerja dari rumah dan kelabakan karena udah gak jelas lagi mana waktu bekerja mana waktu pribadi. Kita pasti bakal bilang, gak bener nih orang. Tapi itulah yang terjadi sekarang, life as we know it, udah gak relevan lagi. Aneh memang pandemi ini, its such a weird time to live. Jujur, walaupun waktu sekolah kedokteran dulu sudah pernah belajar tentang pandemi, tapi gak pernah sekalipun membayangkan bakal bisa hidup di zaman ketika seluruh dunia yang kita tahu bisa sampai berhenti karena virus ataupun bakteri. Sesekali outbreak pasti akan terjadi, kita tau, H1N1, ebola, SARS, MERS, dll, mengkhawatirkan, tapi mereka terbatas hanya di geografis tertentu saja.  Kemungkinan besar karena gejala klinisnya yang jauh lebih parah, jadi belum sempat virus atau baktreri itu berpindah ke manusia lain, manusianya sudah mati duluan. Jadi kalo salah satu bagian dunia terkena outbreak itu, bagian dunia yang lain bisa ikut mensupport, nah kalo sekarang? Patogen kali ini cukup sneaky karena banyak yang tidak memiliki gejala apa-apa, jadi mereka masih bisa membawa virusnya kemana-mana dan menularkan ke banyak orang tanpa mereka ketahui, makanya, terjadilah pandemi global.  Banyak dari kita frustasi sudah hidup saat pandemi ini, semesta seperti memaksa manusia untuk berhenti sejenak bukan hanya dari pekerjaan-pekerjaan kita, tapi juga kebiasaan, tata cara, perilaku kita sehari-hari. Sekarang yang lagi hits adalah the new normal, selain sudah jadi istilah yang trending topik di rapat2 zoom pemerintahan maupun swasta, gak cuman saat presentasi, new normal juga jadi salah satu searching query yang paling banyak dicari di google akhir2 ini. Kenapa banyak yang cari tau soal new normal? karena frustasi, gak bisa hidup terkungkung pandemi, harus dicari cara baru untuk survive dan hidup.. memang frustasi, tapi kalo misalnya mau dipikir2 lagi, ke-frustrasi-an itu adalah salah satu fitur kita para homo sapiens yang paling berguna di kancah evolusi. karena frustasi itu kita menjadi spesies yg ultra adaptif, selalu mencari jalan baru, selalu mencari jalan lain.. Homo sapiens, aka kita semua ini, jadi satu2ya spesies manusia yang masih bertahan di bumi. Pada suatu waktu, kira2 300,000 tahun yang lalu ada paling gak 9 spesies manusia hidup bersama-sama di planet bumi. Gak kebayang kan, jadi orang-orang jaman dulu bisa aja punya tetangga, atau temen kerja, temen kuliah, sama-sama manusia, tapi beda spesies. Kita yang jaman sekarang beda agama ama ras aja udah ribet,apalagi beda spesies. Spesies kita bukan yang paling kuat waktu itu, ada Neanderthals yang lebih besar, ada manusia flores yang kecil tapi lincah. Tapi kenapa kita satu-satunya sekarang yang masih bisa bertahan, ya itu tadi, karena ultra adaptif. Kalo gak bisa kerja di kantor, yawdah kerja dari rumah, kalo gak bisa belanja ke mall, yawdah online aja. Tapi new normal sebenarnya lebih dari sekedar cara kita bekerja dan bersosialisasi.. Jadikan new normal sebagai turning point, seperti saat manusia purba dulu menjadikan penemuan api sebagai new normal mereka, pandemi covid19 ini harusnya bisa jadi juga momen titik balik kita. We are fit as a species for a reason. Now that most of us got all the time in the world, coba deh duduk sebentar dan pikir2 lagi kira2 apa yg bisa dirubah atau apa yang bisa kita lakukan untuk membuat hidup kita lebih baik? apakah perlu mendefinisikan kembali identitas, mimpi, atau cita-cita kita? apa yg masih jadi beban dari hidup kita? yang mana yg harusnya jadi fokus kita? yang mana yang will never ever spark joy jadi harusnya kita singkirkan saja. Kebiasaan apa yang kira2 gak cocok untuk hidup lanjut bertahan setelah ini? bikin kebiasaan baru yang lebih baik.. So by the time this all ended, kita jadi jauh lebih fit sebagai spesies dan lebih siap untuk menghadapi apapun yang menghadang nanti, mulai dari pandemi atau zombie apocalypse sekalipun.. Salam

Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.