Previous Episode: Hidup dalam Pengharapan
Next Episode: Bukan Kualitas Rendah

Sering dalam berdoa, tanpa disadari kita meminta sesuatu kepada Tuhan yang tidak perlu, atau meminta dengan pengertian yang salah, yaitu menyerahkan tanggung jawab kita kepada Tuhan dengan maksud agar Tuhan mengambil alih bagian yang sebenarnya merupakan tugas dan tanggung jawab kita. Sering tanpa kita sadari, kita mau menyerahkan tanggung jawab kita kepada Tuhan agar Tuhan... Continue reading →


The post Tanggung Jawab Manusia dalam Keselamatan appeared first on Truth Voice.

Sering dalam berdoa, tanpa disadari kita meminta sesuatu kepada Tuhan yang tidak perlu, atau meminta dengan pengertian yang salah, yaitu menyerahkan tanggung jawab kita kepada Tuhan dengan maksud agar Tuhan mengambil alih bagian yang sebenarnya merupakan tugas dan tanggung jawab kita. Sering tanpa kita sadari, kita mau menyerahkan tanggung jawab kita kepada Tuhan agar Tuhan mengambil alih. Cara berpikir seperti ini sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan banyak orang Kristen, termasuk kita, sehingga kita tidak dapat menjalani hidup kekristenan dengan baik, atau mengerjakan keselamatan secara benar. 


Tanpa disadari, orang-orang yang menyerahkan tanggung jawab dan tugasnya kepada Tuhan menjadi mangsa empuk kuasa kegelapan dan menjadi tawanan kuasa kegelapan. Ingat, Tuhan tidak dapat menolong orang yang tidak menolong dirinya sendiri. Orang yang tidak mengerti tugas dan tanggung jawabnya, adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Ia tidak menolong dirinya sendiri. Ingatkah Saudara kisah Adam dan Hawa? Tuhan tidak dapat menyelamatkan Adam dan Hawa karena mereka tidak menyelamatkan dirinya sendiri dengan tindakan menuruti keinginan sendiri; bukan menuruti kehendak Allah. Ini prinsip penting, ini tatanan. Allah membiarkan pertemuan dengan ular yang melingkar di pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu. Allah tidak menghindarkannya. Sebenarnya Adam dan Hawa bisa menghindari dialog itu. Melihat pohon itu, mestinya mereka berkata “harus dijauhi.” 


Maka, jangan membuka percakapan yang akhirnya memberi tempat kepada Iblis masuk dalam pikiran. Harus diingat dengan baik, Firman Tuhan mengatakan, “jagalah dirimu,” itu berarti kitalah yang harus menjaga diri kita, bukan Tuhan. Ini bukan berarti kita tidak membutuhkan penjagaan Tuhan. Ada yang menjadi bagian kita yang harus dipenuhi, karena itu tugas dan tanggung jawab kita yang tidak akan diambil alih oleh Tuhan. Tetapi ada bagian yang kita tidak mampu tanggulangi, sebab kita terbatas, dan hanya Tuhan yang dapat melakukannya. Jadi, ada bagian yang Tuhan tidak akan sentuh karena itu tugas dan tanggung jawab kita. Tetapi ada bagian yang tidak bisa kita lakukan; itu bagian Tuhan. Yang pasti, Tuhan akan penuhi walaupun tidak kita minta. Jadi kalau kita berkata, “Lindungi aku, Tuhan,” artinya “aku sudah harus melindungi diriku sendiri, dan aku bersedia berkolaborasi dengan diri-Mu untuk mengerjakan keselamatan ini.” Tuhan tidak akan memenuhi bagian-Nya kalau kita tidak memenuhi bagian kita. 


Ingat, dalam penaklukan Kanaan oleh bangsa Israel, Tuhan berbicara kepada Yosua agar ia meneguhkan dan menguatkan dirinya. Dengan meneguhkan dan menguatkan dirinya, Yosua, yang satu dari dua mata-mata bersama Kaleb yang mengatakan, “Kita maju.” Sementara yang lain mengatakan, “Kita mati melawan orang-orang Kanaan yang besar-besar seperti raksasa, dan kita seperti belalang-belalang.” Maka, menangislah bangsa itu mendengar ujaran mata-mata yang tidak berkapasitas sebagai orang yang layak ditolong juga disertai Tuhan, dan menjadi bangsa yang besar. Tetapi Yosua dan Kaleb berkata, “Kita maju, kita bisa.” Banyak orang tidak berkapasitas menjadi orang-orang yang disertai Tuhan, karena dia tidak menyertai dirinya sendiri. Dia tidak membakar gairahnya, atau semangatnya. 


Bukan Tuhan yang menguatkan Yosua, tapi Yosua harus menguatkan dirinya sendiri. Dan ketika Yosua menguatkan dirinya sendiri, dia bisa angkat senjata. Dengan gagah perkasa melawan bangsa Kanaan, selanjutnya yang menjadi bagian Tuhan, akan dipenuhi.  Allah bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Allah. Siapa yang mengasihi Allah? Orang yang berniat mengasihi-Nya. Allah tidak memberikan api cinta, lalu orang itu bisa mengasihi Allah dengan sendirinya atau otomatis. Yang lain tidak diberi api cinta kepada Tuhan, jadi tidak bisa mencintai Tuhan, lalu mencintai setan. Salah siapa kalau demikian? Lalu yang apinya cintanya kepada Tuhan dinyalakan, masuk surga. Yang tidak, yang kepadanya Tuhan tidak menyalakan api cintanya, masuk neraka. Di mana keadilan kalau seperti itu? 


Tuhan tidak bertindak sendiri tanpa peran sama sekali dari manusia, tidak bisa. Ini tatanan, ini hukum. Jangan dirusak. Jadi, ada bagian yang harus kita penuhi untuk mewujudkan rencana Allah dalam hidup kita. Rencana Allah dalam hidup kita adalah keselamatan. Hal ini mengisyaratkan bahwa keselamatan dapat terwujud dalam kehidupan seseorang bukan hanya tindakan Allah sepihak, melainkan juga harus direspons oleh manusia. Penyesatan yang berhasil dilakukan oleh Iblis adalah ketika orang percaya merasa bahwa semuanya dikerjakan oleh Allah. Dan doktrin ini kuat sekali menguasai sebagian gereja di dunia, termasuk atau terutama gereja-gereja di Eropa. Ketika seseorang mengabaikan tanggung jawab dan tugasnya, maka ia tidak pernah akan memiliki apa yang Allah telah sediakan. Jadi, keselamatan bukan otomatis diterima. Anugerah adalah pemberian cuma-cuma, itu benar. Tetapi proses menyambut anugerah adalah tanggung jawab manusia. 


 


Ketika seseorang mengabaikan tanggung jawab dan tugasnya, maka ia tidak pernah akan memiliki apa yang Allah telah sediakan; yaitu keselamatan.


The post Tanggung Jawab Manusia dalam Keselamatan appeared first on Truth Voice.