Pendidikan menjadi tenaga kesehatan masih dipengaruhi oleh gengsi. Namun bagi Nadhira Afifa, menjadi dokter adalah pekerjaan mulia yang melibatkan interaksi dan empati. Suara-suara ragu dari dalam diri  justru jadi modal kegigihan Nadhira untuk terus berjalan. Berpartisipasi dalam lomba dan konferensi internasional mampu mengantar Nadhira pada mimpinya untuk melanjutkan studinya di Harvard T.H. Chan School of Public Health, AS.