Celetuk Bahasa Tempo artwork

Celetuk Bahasa Tempo

97 episodes - Latest episode: about 1 year ago -

Celetuk Bahasa Tempo bersama Uu Suhardi adalah siniar mingguan yang membahas apa pun seputar bahasa Indonesia. Siniar atau podcast ini akan membawa kamu untuk merenungi kembali, “Apakah kita benar-benar sudah memahami bahasa Indonesia?”
- - - - -
Bagian dari Tempo Media Group
Kritik dan saran: [email protected]

Education
Homepage Apple Podcasts Google Podcasts Overcast Castro Pocket Casts RSS feed

Episodes

Rumah, dan Kita versus Kami

December 13, 2021 00:00 - 7 minutes - 14.6 MB

“Rumah” dalam bahasa Inggris dibedakan dengan dua kata: “house” dan “home”. Sedangkan “we” dalam bahasa Indonesia dibedakan menjadi “kita” dan “kami”. --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Agus R. Sarjono berjudul “Rumah” yang terbit di majalah Tempo edisi 10 Januari 2010. **Baca juga berbagai celetuk bahasa dari penulis lain di rubrik Bahasa majalah.tempo.co.

Terjemahan Bisa Menyesatkan

December 06, 2021 01:00 - 7 minutes - 13.2 MB

Banyak istilah asing yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lahir bukan dari penerjemah atau ahli bahasa, melainkan dari tokoh profesional di bidangnya. Istilah asing “supply” biasa diserap menjadi “suplai” saja. Tapi para profesional berpengalaman mencari padanan kata Indonesia dengan istilah berbeda untuk bidang masing-masing, sehingga makna konsepnya menjadi jelas. Di bidang fisika, power supply menjadi “catu daya”, sedangkan di bidang ilmu ekonomi kata supply dan demand men...

Mengatasnamakan Atas Nama

November 29, 2021 00:00 - 7 minutes - 14.1 MB

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “atas nama” berarti “dengan nama”. Bila dihubungkan dengan teks Proklamasi, apakah tepat makna itu? Kalau kita ganti ”atas nama” sesuai dengan makna di kamus itu, bagian akhir teks Proklamasi akan kita baca menjadi ”Dengan nama bangsa Indonesia, Soekarno-Hatta”. Terasa aneh, bukan? --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Edy Sembodo berjudul “Mengatasnamakan ’Atas Nama’”, yang terbit di majalah Tempo edisi 5 September 2016. *...

Lugas, Baku, dan Indah

November 22, 2021 00:00 - 7 minutes - 13.5 MB

Tulisan yang lugas mencerminkan kesederhanaan, kejujuran, serta ketulusan dalam berbagi informasi dan pengetahuan kepada siapa saja. Berbahasa baku berarti melembagakan kesepakatan bersama: bahasa nasional. Dan tulisan indah menggambarkan minat berkesenian melalui teks. --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Agung Y. Achmad berjudul “Lugas, Baku, dan Indah”, yang terbit di majalah Tempo edisi 15 Mei 2011. **Baca juga berbagai celetuk bahasa dari penulis lain di...

Tik-tok, Tik-tik-tik…

November 15, 2021 00:00 - 8 minutes - 15.2 MB

Banyak tiruan bunyi yang lazim kita kenal untuk menggambarkan sesuatu atau aktivitas. Misalnya “kriiing”, “kriuuuk”, “tik-tok”, “sreeet”, “dor... dor... dor”, “cit… cit”, “tik-tik-tik”, dan “ngak-ngik-ngok”. --- **Kredit cuplikan lagu: Tik Tik Tik Bunyi Hujan (Yesica); Titik Hujan (Titiek Puspa); Masih Cinta (Kotak) **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Lie Charlie berjudul “Tiruan Bunyi”, yang terbit di majalah Tempo edisi 12  Desember  2010. **Baca juga berbaga...

Jual-Beli Jabatan

November 08, 2021 00:00 - 6 minutes - 11.6 MB

Dalam perkembangannya, kegiatan jual-beli melebar ke makna konotatif. Tidak selalu ada serah-terima uang dan barang serta tidak mesti ada penjual dan pembeli. Sebut saja jual-beli pukulan, jual-beli serangan, jual-beli jabatan, dan jual-beli suara. --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Imron Samsuharto berjudul “Jual-Beli Jabatan”, yang terbit di majalah Tempo edisi 1 Juli 2019. **Baca juga berbagai celetuk bahasa dari penulis lain di rubrik Bahasa majalah.tem...

Tantangan Alih Bahasa

November 01, 2021 02:33 - 8 minutes - 14.7 MB

Istilah “alih bahasa” terasa sempit karena mengandaikan bahasa yang beralih belaka. Padahal ide, imajinasi, dan suasana harus turut “diterjemahkan”. ”Kampanye hitam” (kampanye dengan cara menjelek-jelekkan lawan politik) bukan terjemahan dari black campaign, seperti halnya ”kambing hitam” (pihak yang dijadikan tumpuan kesalahan) bukan terjemahan dari black goat. ”Kampanye hitam” dekat maknanya dengan black propaganda, sedangkan ”kambing hitam” serupa maknanya dengan scapegoat. --- **Sajian...

Kegenitan "Licentia Poetica"

October 25, 2021 00:00 - 7 minutes - 13.7 MB

Licentia poetica adalah semacam lisensi atau izin tak tertulis yang dikantongi penyair untuk menyimpang dari kaidah bahasa demi mencapai efek tertentu yang dia inginkan. Tapi bisakah seseorang melanggar aturan bahasa demi licentia poetica, padahal ia tidak tahu perbedaan menuliskan ”keluar” (sebagai lawan kata “masuk”)  dan ”ke luar” (sebagai lawan kata “ke dalam”)? --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Eko Endarmoko berjudul “Genit”, yang terbit di majalah Tem...

Kata-kata yang Memuai

October 18, 2021 00:00 - 8 minutes - 20.2 MB

Dalam bahasa Indonesia, bahasa percakapan dan bahasa tulis bisa begitu berbeda. Suatu kata bisa memuai. Kalimat dalam bahasa Indonesia sering mengandung konteks yang hanya diketahui orang Indonesia. Seorang teman dari Korea Selatan menggeleng-geleng ketika mendengar penjelasan tentang kalimat “Wah, mau hujan”. Dia pikir, kalimat itu berarti “Orang yang mengucapkannya ingin hujan”. Begitu pula terhadap kalimat “Dia mah orangnya suka drama”. Dia menyangka kalimat itu berarti “Dia menyukai pert...

Sari Jeruk atau Orange Juice?

October 04, 2021 01:14 - 7 minutes - 13.1 MB

Belakangan ini, saya makin rajin memesan sari jeruk alih-alih orange juice atau es teh alih-alih iced tea. Saat di Banda Aceh, pernah suatu hari ketika saya makan di kedai, pesanan saya tidak datang setelah hampir sejam! Maka saya harus ke dapur untuk mengambilnya sendiri. Pelayan rupanya tidak menyadari bahwa “sari wortel” dan “roti lapis isi ayam” sama dengan carrot juice dan sandwich with chicken. --- ** Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Marco Kusumawijaya ber...

Salah Paham dan Kekerasan

September 27, 2021 01:36 - 7 minutes - 14.4 MB

Rasa takut dan pengalaman kekerasan mengubur semua potensi pemaknaan, melindas semua kebenaran historis dan faktual. Di mana ada kekerasan, di situ tak akan ditemukan bahasa! --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Robertus Robet berjudul “Salah Paham dan Kekerasan”, yang terbit di majalah Tempo edisi 24 April 2011. **Baca juga berbagai celetuk bahasa dari penulis lain di rubrik Bahasa majalah.tempo.co.

Berbahasa Ruwet atau Sederhana?

September 20, 2021 01:00 - 7 minutes - 13.8 MB

Apa beda antara orang yang berbahasa sederhana dan yang ruwet? Orang berbahasa ruwet bisa disebabkan oleh dua kemungkinan: si pengucap bahasa ingin tampak pintar atau sejak di alam pikir dia memang tak sederhana. --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Arif Zulkifli berjudul “Tentang Ayam dan Keayaman”, yang terbit di majalah Tempo edisi 1 Oktober 2006. **Baca juga berbagai celetuk bahasa dari penulis lain di rubrik Bahasa majalah.tempo.co.

Arak

September 13, 2021 04:00 - 8 minutes - 15.6 MB

Dilihat dari sejarahnya, minuman keras (arak) sudah lama lekat dengan masyarakat kita, bahkan sudah disebut sejak 1365. Dalam budaya tertentu, minuman keras merupakan bagian dari ritual, perayaan, dan perjamuan. Kamus Besar Bahasa Indonesia mencatat lebih dari 30 kata yang mengandung makna minuman keras: anggur merah, anis, aqua vitae, arak, beram, bir, bozah, brem, ciu, genegin, gin, kameko, khamar, kurasao, martini, moke, pahit, jenewer, papak, punch, rum, saguer, sajang, sajang tapai, sa...

Sebut Saja Koruptor dengan Maling

September 06, 2021 01:00 - 6 minutes - 12.8 MB

Konotasi “koruptor” tidak sama dengan “maling”, apalagi “bajingan”. Ini artinya koruptor “tidak serendah” atau “tidak sehina” maling dan bajingan, meski nilai nominal dan ruang lingkup dampaknya berkali lipat lebih besar. Jika bermaksud mempertegas konotasi negatifnya, mengapa tidak mendorong penggantian istilah “koruptor” dengan “maling”? --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Seno Gumira Ajidarma berjudul “Korupsi Tanpa Koruptor”, yang terbit di majalah Tempo ...

Merek yang Jadi Nama Generik

August 30, 2021 00:00 - 8 minutes - 15.4 MB

Generasi milenial, apalagi yang lebih muda, mungkin tidak tahu bahwa odol, kodak, dan riben adalah nama-nama merek yang sangat populer di masa lalu. Merek-merek ini lazim digunakan dan tertulis sebagai nama generik dalam kamus bahasa Indonesia. --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Hairus Salim H.S. berjudul “Sang Pemula”, yang terbit di majalah Tempo edisi 27 Januari 2013. **Baca juga berbagai celetuk bahasa dari penulis lain di rubrik Bahasa majalah.tempo.co.

Ke Penjara karena Bahasa

August 23, 2021 00:00 - 8 minutes - 14.7 MB

Bagaimana jadinya nasib bahasa Indonesia dan bahasa daerah kita bila orang-orang tanpa pikir panjang menghubungkannya ke Undang-Undang Pornografi? Masyarakat bisa ramai-ramai dipenjarakan karena mengucapkan kata-kata ini di ranah publik: butuh, pacul, bujang, pantat, tilo-tilo, dan momok, yang bisa berarti alat kelamin dalam bahasa daerah tertentu. --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Afrizal Anoda berjudul “Ke Penjara karena Bahasa”, yang terbit di majalah Te...

Merdeka

August 16, 2021 00:00 - 8 minutes - 16.4 MB

Apa itu “merdeka”? Sejak peristiwa bersejarah 17 Agustus 1945, para pemimpin dan jurnalis makin gandrung menggunakan istilah “merdeka”. Sebelum kata “merdeka” sepopuler sekarang, dulu juga dikenal istilah “merdika” dan “merdeheka”, yang artinya tidak berbeda dengan kata dalam bahasa Sanskerta, “mahardika”—sebagai asal kata “merdeka”. --- **Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Bandung Mawardi berjudul “Merdika, Merdeheka, Merdeka”, yang terbit di majalah Tempo edisi ...

Bangsa Penista Satwa

August 09, 2021 00:00 - 7 minutes - 14.1 MB

Bayi-bayi apa yang paling nista di Indonesia? Jawabannya bayi kodok alias cebong. Tapi di atas cebong masih ada satwa lain yang biasa dihinakan manusia saat meluapkan emosi jiwa, yaitu anjing dan babi. Sulit mengatakan mana yang lebih nista di antara keduanya. --- -Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Dewi Safitri berjudul “Bangsa Penista Satwa”, yang terbit di majalah Tempo edisi 8 Oktober 2018. -Baca juga berbagai celetuk bahasa dari penulis lain di rubrik Bahasa...

Gendut, Hitam, Pesek, Pendek

August 02, 2021 01:00 - 7 minutes - 14.2 MB

Konon, orang Timur menjunjung kesopanan. Tapi sering kita mendengar ucapan bernada merendahkan ketika berbicara tentang tubuh seseorang. Pendek dan pesek dinilai tak sebaik tinggi dan mancung. Berkulit hitam kurang diapresiasi dibanding berkulit terang. Namun tak pernah ada alasan yang jelas di balik semua itu. --- -Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan André Möller berjudul “Gendut, Hitam, Pesek, dan Pendek”, yang terbit di majalah Tempo edisi 4 Februari 2019. -Bac...

Haji dan Hajah

July 26, 2021 00:35 - 7 minutes - 13.7 MB

Bagi masyarakat Indonesia, panggilan haji atau hajah (H. atau Hj.) menjadi gelar atau penanda telah selesainya rangkaian peribadatan haji. Lazimnya, panggilan itu menjadi gelar yang melekat di depan nama sepanjang hayat. Banyak yang menganggap menyandang gelar haji berarti memiliki status sosial baru. Sedangkan bagi masyarakat Arab, istilah haji menjadi panggilan bagi umat Islam yang sedang berziarah ke Tanah Suci untuk beribadah haji. Panggilan ini bersifat sementara, hanya melekat selama ...

Kehujanan dan Kesaljuan

July 19, 2021 00:00 - 8 minutes - 15.1 MB

Saat terkena hujan, kita bisa menyebut “kehujanan”. Tapi kenapa, saat terkena salju, kita tidak lazim menyebut “kesaljuan”? --- *Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Edwin P. Wieringa berjudul “Saya Kesaljuan”, yang terbit di majalah Tempo edisi 25 Desember 2017. *Baca juga berbagai celetuk bahasa dari penulis lain di rubrik Bahasa majalah.tempo.co.

Wabah Epidemi Pandemi

July 12, 2021 00:00 - 6 minutes - 12.5 MB

“Wabah”, “epidemi”, dan “pandemi” acap digunakan di berbagai liputan tentang Covid-19. Konsep ketiga kata tersebut memang memuat pengertian yang sama, tapi juga memiliki perbedaan, khususnya dalam hal luas wilayah yang terkena dampak dan jumlah korban. --- *Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Sudirman Nasir berjudul “Wabah, Epidemi, Pandemi”, yang terbit di majalah Tempo edisi 14 Maret 2020. *Baca juga berbagai celetuk bahasa dari penulis lain di rubrik Bahasa maj...

Lupa Daratan, ke Laut Aja!

July 05, 2021 00:00 - 8 minutes - 15.4 MB

Orang yang “lupa daratan” adalah orang yang berbesar hati karena mendapatkan apa yang diharapkan sehingga lupa akan petuah-petuah lain. Namun orang yang “lupa daratan” tidak serta-merta menjadi “ingat lautan”. Lautan tetaplah hilang dalam bawah-sadar mereka. Merosotnya budaya maritim kita membuat penghargaan terhadap laut ikut-ikutan merosot. --- *Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Zen Hae berjudul “Lupa Daratan, ke Laut Aja!”, yang terbit di majalah Tempo edisi 5...

Suara Qaris: Serapan Bahasa Arab

June 28, 2021 01:00 - 1 hour - 120 MB

Maraknya penggunaan bahasa Arab tidak dibarengi dengan pemahaman makna yang tepat. Ada kesan, bagi sebagian orang, penggunaan bahasa Arab, alih-alih bahasa Indonesia, akan meningkatkan keimanan mereka. Bahkan kata “Tuhan” dan “sembahyang” makin jarang digunakan. Setidaknya itulah yang diungkapkan wartawan senior Tempo, Qaris Tajudin. Sedangkan Uu Suhardi merasa prihatin terhadap penggunaan bahasa yang dicampuradukkan, misalnya happy milad.  Lalu, ketika bahasa Arab makin marak digunakan, ap...

Simpan Sampahmu!

June 21, 2021 00:00 - 7 minutes - 14.3 MB

Kata ”sampah” seharusnya netral. Sesuatu yang membuat kata “sampah” berkonotasi negatif adalah kata kerja “buang”. Akibat persandingannya dengan “buang”, sampah dianggap sebagai benda yang sudah tidak berharga atau tidak diperlukan lagi. Karena itu, frasa “buang sampah” yang berkonotasi negatif seharusnya diganti dengan frasa baru yang mengarahkan masyarakat ke paradigma positif. Frasa ”buang sampah” dapat diganti dengan ”simpan sampah” atau ”taruh sampah”. Dengan paradigma “menyimpan sampah...

Inlander

June 14, 2021 00:30 - 7 minutes - 13.4 MB

Pada masa penjajahan Belanda, istilah inlander merupakan sebutan yang digunakan orang Belanda untuk mengejek bangsa pribumi atau penduduk asli di Indonesia. Saat itu, bangsa Indonesia menganggap bangsa Belanda dan bangsa Eropa pada umumnya sebagai bangsa yang derajatnya lebih tinggi daripada bangsa Indonesia. Dari situlah tampaknya muncul bibit-bibit inferioritas, sikap rendah diri, atau mentalitas inlander. Akibat dari mentalitas inlander adalah menganggap apa pun yang kita miliki dirasa k...

Relawan

June 07, 2021 01:00 - 8 minutes - 15.1 MB

Dulu kata “relawan” digunakan buat merujuk pada figur atau kelompok yang bekerja untuk kepentingan orang lain secara ikhlas. Namun makna kata itu cenderung bergeser pada era politik elektoral seperti sekarang. Kata “relawan” lebih sering digunakan untuk menyebut kelompok sipil nonpartai yang berafiliasi mendukung kandidat tertentu. --- *Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Rahmat Petuguran berjudul “Relawan” yang terbit di majalah Tempo edisi 29 Oktober 2018. *Baca...

Polisi (kok) Tidur

May 31, 2021 01:00 - 7 minutes - 14.1 MB

Polisi tidur di mana-mana. Di jalan kampung, di jalan perumahan, di lingkungan universitas, di jalan umum, bahkan kadang di jalan raya. Ke mana pun pergi, kita pasti bertemu dengan polisi tidur. Tanpa disadari, polisi tidur telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Beberapa kawan menganggap polisi tidur melindungi mereka dari ancaman yang timbul akibat laju kendaraan yang kencang. Beberapa yang lain justru merasa terganggu bahkan jengkel saat melintasi polisi tidur. Lagipula, pol...

Syur

May 24, 2021 01:00 - 8 minutes - 14.8 MB

Makna “syur” menurut KBBI sepertinya sangat sempit—berarti sangat menarik hati. Padahal "syur" pernah ramai muncul di media massa pada 1980-an dan 1990-an, seperti halnya "ler". Mereka hadir bersama majalah dan tabloid semiporno yang menawarkan foto gadis-gadis dalam pose ler yang membangkitkan syur. Saat ini pun kita lebih mudah menemukan kata “syur” ketika para pesohor terjerat kasus yang terkait dengan pornografi. --- *Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Ayu Uta...

Merek-merek Unik

May 17, 2021 00:22 - 7 minutes - 14.6 MB

Selain merek True Religion, yang kalau diindonesiakan menjadi “Agama Sejati”, banyak merek produk fashion unik dari negara Barat yang kalau diterjemahkan bisa aneh sekali. Ada produk laris berlabel Poison (parfum dari Christian Dior), Opium (parfum, Yves Saint Laurent), Agent Provocateur (parfum dari sebuah lingerie retailer), Envy Me dan Guilty (parfum dari Gucci), juga Urban Decay, produk kosmetik yang kalau diartikan menjadi kerusakan kota. Ada lagi Bathing Ape, produk fashion yang label ...

Pembantu dan Penolong

May 10, 2021 00:18 - 6 minutes - 11.9 MB

“Membantu” dan “menolong” adalah contoh kata yang bersinonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia mencatat, kata “bantu” sama dengan “tolong”. Namun ada perbedaan yang mendasar jika kata “pembantu” dibandingkan dengan kata “penolong”. “Pembantu” tidak dapat menggantikan “penolong” pada frasa “regu penolong”, “dewa penolong”, atau “malaikat penolong”. Sedangkan “penolong” tidak dapat menggantikan “pembantu” pada frasa “pembantu umum”, “pembantu presiden”, atau “peran pembantu”. --- *Sajian dalam e...

Satuan dan Ukuran

May 03, 2021 01:00 - 8 minutes - 16 MB

Satuan lazimnya lebih mudah ditentukan, misalnya sebutir, setangkai, seekor, sebatang, dan sekuntum. Adapun ukuran, dalam khazanah lama, selalu relatif. Untuk ukuran berat, kita mengenal sepikul, segulung, sepeti, dan sekarung. Untuk ukuran panjang, ada sehasta dan sekilan. Ukuran-ukuran ini tak pernah sampai dibakukan seperti ukuran kaki dalam khazanah bahasa Inggris, yang setara dengan 30,48 sentimeter, misalnya. Ukuran waktu lebih parah. Ada istilah seumuran jagung dan sepenanakan nasi. ...

Korupsi Berjemaah

April 26, 2021 00:08 - 7 minutes - 13.8 MB

Ada yang menarik dalam ungkapan “korupsi berjemaah”. Ungkapan ini terbentuk oleh dua kata yang sifatnya berbeda sama sekali. Kata pertama, “korupsi”, terkait dengan dunia kejahatan kaum kerah putih dan bermakna negatif. Sedangkan kata kedua, dari kata dasar “jemaah”, adalah sebutan untuk kumpulan atau rombongan orang beribadah. --- *Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Kasijanto Sastrodinomo berjudul “Jemaah, Bancakan, Rayahan“ yang terbit di majalah Tempo edisi 5 M...

Jihad

April 19, 2021 00:00 - 8 minutes - 16.5 MB

Di suasana Ramadan kali ini, Celetuk Bahasa Tempo menghadirkan tulisan karya Qaris Tajudin yang berjudul "Memaknai Jihad". Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan kata “jihad” menjadi monopoli kelompok teroris. Mereka seolah-olah mengatakan bahwa hanya orang yang melakukan pengeboman dan kekerasanlah yang berhak menyandang predikat sebagai mujahid. Ini jelas penyempitan makna. Padahal, jika mengacu pada terjemahannya, “jihad” berarti perjuangan atau usaha yang keras. Kalau kita memakai ter...

Imbuhan Penggeser Makna

April 12, 2021 00:00 - 7 minutes - 14 MB

Dalam KBBI, "guru" bermakna "orang yang pekerjaannya (mata pencariannya, profesinya) mengajar". Tapi, apabila diimbuhi "meng-i", kata guru menjadi "menggurui", yang maknanya terkesan tidak baik. --- *Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Ahmad Sahidah berjudul "Imbuhan yang Menggeser Makna". Tulisan ini terbit di majalah Tempo edisi 29 Desember 2013. *Berbagai celetuk seputar bahasa Indonesia juga bisa kamu baca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co

Inggris

April 05, 2021 00:23 - 7 minutes - 16.1 MB

Jika mengacu pada KBBI, "Inggris" punya dua arti: nama bangsa yang mendiami Kepulauan Inggris dan nama bahasa bangsa Inggris. Lalu, dalam praktiknya, kata "Inggris" di Indonesia digunakan secara rancu. Orang Indonesia biasanya menyebut Inggris untuk merujuk ke tiga nama sekaligus, yakni England, Great Britain, dan United Kingdom. Padahal akan lebih baik jika kita menggunakan "Inggris" hanya untuk merujuk pada negara-bangsa England, lalu "Britania Raya" untuk merujuk Great Britain, dan "Perse...

Suara Uksu: Bahasa Tempo dan KBBI

March 29, 2021 06:16 - 30 minutes - 55.9 MB

Lewat segmen "Suara Uksu", Celetuk Bahasa Tempo episode kali ini spesial menghadirkan obrolan dengan Uksu alias Uu Suhardi. Hal yang dibahas pun beragam: dari karier Uu Suhardi selama menjadi redaktur bahasa di Tempo, ketidakkonsistenan KBBI, linguistik forensik, hingga cerita di balik ajeknya Tempo menggunakan kata-kata yang dianggap tidak baku oleh KBBI. --- Berbagai celetuk seputar bahasa Indonesia juga bisa kamu baca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co

Uu Suhardi dan Bahasa Tempo

March 29, 2021 06:16 - 30 minutes - 55.9 MB

Lewat segmen "Suara Uksu", Celetuk Bahasa Tempo episode kali ini spesial menghadirkan obrolan dengan Uksu alias Uu Suhardi. Hal yang dibahas pun beragam: dari karier Uu Suhardi selama menjadi redaktur bahasa di Tempo, ketidakkonsistenan KBBI, linguistik forensik, hingga cerita di balik ajeknya Tempo menggunakan kata-kata yang dianggap tidak baku oleh KBBI. --- Berbagai celetuk seputar bahasa Indonesia juga bisa kamu baca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co

Bahasa Polisi

March 22, 2021 00:00 - 7 minutes - 17.5 MB

Bahasa jurnalistik semestinya adalah bahasa yang jujur, tidak mengaburkan makna, dan mampu menerangkan fakta sesungguhnya kepada publik. Pers seharusnya tidak latah ikut-ikut polisi menggunakan kata seperti "diamankan", "berhasil menembak", "aksi penodongan”, "dimassa", dan "oknum" karena kata-kata itu sama sekali tak jelas artinya dan menabrak logika bahasa. --- *Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan L.R. Baskoro berjudul “Bahasa Polisi” yang terbit di majalah Tempo...

Lirik Lagu yang Keliru

March 15, 2021 05:58 - 9 minutes - 21.2 MB

Lirik lagu lazimnya diizinkan mengabaikan kaidah bahasa baku, tapi sebaiknya tidak mengacaukan logika. Dalam episode ini, kita akan membedah kekacauan nalar yang ditimbulkan lirik-lirik lagu populer: “Para Pencari-Mu” (Ungu), “Cinta Ini Membunuhku” (D’Masiv), “Patah Hati” (Radja), dan beberapa lainnya. --- *Sajian episode “Lirik Lagu yang Keliru” ini sebagian besar dipetik dari tulisan Dewi Kartika Teguh W. berjudul “Para Pencari-Mu” di majalah Tempo edisi 7 September 2008. *Berbagai cele...

Bahasa Kebun Binatang

March 08, 2021 00:31 - 7 minutes - 16.1 MB

Nama binatang sering menjadi pelengkap umpatan. Sebut saja, misalnya, "cebong", "kampret", "bangsat", dan "monyet". Jarang kita temukan ungkapan berkonotasi positif semacam "mata elang" atau "burung merak". --- *Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Irfan Budiman berjudul “Kebun Binatang” di majalah Tempo edisi 3 Mei 2009. *Berbagai celetuk seputar bahasa Indonesia juga bisa kamu baca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co

Tali-temali Gender

March 01, 2021 00:00 - 8 minutes - 18.7 MB

Bahasa Indonesia sebenarnya mengembangkan akhiran berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Kosakata untuk perempuan misalnya wartawati, karyawati, seniwati, dan direktris. Namun, perlahan-lahan, pembedaan itu lenyap. Juru warta berjenis kelamin apa pun bisa disebut wartawan. Perempuan yang memimpin perusahaan tak lazim lagi disebut direktris, cukup dengan direktur. Tapi kadang ada ketidakkonsistenan. Ada beberapa sebutan berbau kelamin yang masih bertahan, contohnya polwan atawa polisi wanita,...

Pembaca Terakhir

February 22, 2021 01:00 - 6 minutes - 14.3 MB

Di media massa atau perusahaan penerbitan, lazimnya terdapat redaktur bahasa. Dialah pembaca terakhir yang ikut memastikan layak-tidaknya suatu artikel atau buku sebelum diterbitkan dan dibaca khalayak. --Berbagai celetuk seputar bahasa Indonesia juga bisa kamu baca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co

Logika!

February 15, 2021 00:16 - 7 minutes - 16.5 MB

Dalam berbahasa, kita pun membutuhkan logika. Dengan begitu, kita bisa memperbaiki kalimat semacam “Pelaku dikenakan pasal berlapis” menjadi “Pelaku dikenai pasal berlapis”, atau mengganti kalimat “Buruh yang terkena PHK diberikan pesangon” menjadi “Buruh yang terkena PHK diberi pesangon”. --Berbagai celetuk seputar bahasa Indonesia juga bisa kamu baca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co

Maaf dan Terima Kasih

February 08, 2021 01:00 - 6 minutes - 14.3 MB

Begitu banyak "maaf" yang ditemukan di jalanan terkesan sangat sopan. Misalnya, "Maaf perjalanan Anda terganggu", "Maaf sedang ada upacara adat", dan "Maaf ada salat Jumat".  Namun, adakalanya menggunakan peringatan “Maaf dilarang kencing di sini” malah tidak efektif jika dibandingkan dengan “Maaf hanya anjing yang kencing di sini”. Dan terkadang hanya dengan tidak membuang apa-apa, kita bisa mendapatkan "terima kasih", seperti yang tertera pada peringatan "Terima kasih Anda tidak membuang ...

Obat-obatan

February 01, 2021 06:30 - 5 minutes - 13.5 MB

Obat tidak selamanya menyembuhkan. Obat nyamuk, jelas, membuat nyamuk sakit, bahkan mati. Kita tidak tahu nyamuk sedang menderita penyakit apa sehingga perlu obat. Sama halnya cacing, yang juga perlu diberantas. Apalagi ketika cacing itu berjenis pita dan hidup di dalam tubuh kita. Dan mengenai "obat kuat" untuk lelaki, itu persoalan lain lagi. --Berbagai celetuk seputar bahasa Indonesia juga bisa kamu baca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co

Di Manakah Di?

January 25, 2021 06:13 - 5 minutes - 13.5 MB

Ketika ejaan diperbarui pada 1970-an, umumnya orang memang ingat ada perubahan menulis secara tertentu. Misalnya pada kata "cowok", yang dulunya ditulis dengan huruf tj, diganti dengan huruf c. Tapi umumnya orang juga lupa, sejak saat itu, ada ketentuan agar menulis "di" secara berbeda, yakni secara terpisah dan merapat. "Dilanggar" akan berbeda maknanya jika ditulis "di langgar". --- *Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Gunawan Muhamad berjudul "Di Manakah Di?" ya...