“Masyarakat Indonesia mungkin akan memaafkan kesalahan Pak Harto, tapi tidak melupakannya.”


Memaafkan tak selamanya berarti melupakan. Namun melupakan sebenarnya secara diam-diam memaafkan. Memaafkan dan melupakan bertemu sebagai tindakan yang sama-sama mengajari kita menjadi penipu—membohongi diri sendiri, mengingkari sejarah, dan yang paling parah: tak bermoral.


---


**Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Putu Wijaya berjudul “Misteri Maaf dan Lupa” di majalah Tempo edisi 24 Februari 2008.


**Kolom-kolom mengenai bahasa Indonesia bisa dibaca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co.