Previous Episode: Dangdut dan Amerika

Belakangan, ada kecenderungan memakai bahasa yang rumit dan abstrak ketimbang bahasa sehari-hari yang konkret dan bisa dipahami orang banyak. Alih-alih menyebutkan “sekolah ditutup”, kita cenderung mengatakan “kegiatan belajar-mengajar dihentikan”. Kita lebih suka menulis “infrastruktur transportasi terdegradasi” ketimbang “jalan dan jembatan rusak” atau menulis “stasiun pengisian bahan bakar untuk umum” ketimbang “pompa bensin”. Kita bahkan makin terbiasa mengatakan orang miskin “mengonsumsi” nasi aking, bukan “makan” nasi aking.


---


**Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Farid Gaban berjudul “Keranjingan Jargon” di majalah Tempo edisi 8 Desember 2008.


**Kolom-kolom mengenai bahasa Indonesia bisa dibaca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co.